Sabtu, 02 November 2013

Makalah Hipertensi


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah  ini membahas tentang apa itu Hipertensi, penyebab terjadinya hipertensi dan faktor-faktor resiko serta pengobatannya.  
Besar harapan kami makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Namun kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kupang,       2013


Penulis





       i
 


DAFTAR ISI

                                                                                                            Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................                    i
DAFTAR ISI.......................................................................                    ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.....................................................                    1
B.     Tujuan..................................................................                    1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian............................................................                    2
B.     Patofisiologi.........................................................                    2
C.     Terapi...................................................................                    5
D.    Telaah Resep........................................................                    7
BAB III KESIMPULAN
A.    Kesimpulan..........................................................                    13
B.     Saran....................................................................                    13
DAFTAR PUSTAKA
           



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Hipertensi sebetulnya bukan penyakit, melainkan merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung dan pembuluh (PJP), khususnya CVA (cerebrovascular accident, infark atau pendarahan di otak). Disamping itu, Faktor-faktor risiko lainnya adalah merokok, kolesterol dan homosistein yang meningkat, kegemukan, jenis kelamin (pria,wanita sesudah menopauze), diabetes mellitus serta keturunan.
            Tekanan darah diastolis dan sistolis juga turut berpengaruh. Secara tradisional tekanan darah diastolis umumnya dianggap lebih penting daripada tekanan darah sistolis sebagai factor PJP. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa tensi sistolis sama pentingnya untuk meramalkan berbagai komplikasi hipertensi (stroke, PJP, gagal-jantung). Bahkan pada orang di atas 50 tahun tekanan darah sistolis mungkin lebih penting daripada tekanan darah diastolis. Terutama lansia dapat menderita hipertensi sistolis tunggal yang acap kali sukar diturunkan dengan pengobatan.
Dalam keadaan sehat, aktifitas fisik maupun emosi dapat mengubah tekanan darah sewaktu-waktu. Dengan hipertensi dimaksudkan tekanan darah dalam keadaan istirahat melebihi normal, dan ada variasi yang amat besar.
            Umumnya diambil sebagai batas normal pada orang dewasa 140 mm Hg sistolik dan kurang dari 100 mm Hg diastolik. Normal tensi 120/80 mm Hg. Hipertensi ringan sampai sedang 160/90 dan 180/105 mm Hg, dan sampai hipertensi yang lebih berat atau ganas adalah di atas 180/105 mm Hg.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui gejala hipertensi dan faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya hipertensi
2.      Mengetahui pencegahan dan pengobatan serta pilihan obat yang tepat untuk mengatasi hipertensi




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Hipertensi merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah. Hipertensi juga merupakan peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolic yang intermitten dan terus-menerus. Tekanan darah pada hipertensi berkisar antara 160/90 mm Hg pada usia > 50 tahun dan 140/90 mm Hg untuk usia 13-50 tahun. Hipertensi merupakan factor resiko utama penyakit jantung koroner, penyakit ginjal,dll.
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mm Hg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mm Hg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mm Hg (Luckman Sorensen,1996).
B.     Patofisiologi
Penyebabnya diketahui hanya kurang lebih 10% dari semua kasus, antara lain akibat penyakit ginjal dan penciutan aorta/arteri ginjal, juga akibat tumor anak-ginjal dengan efek overproduksi horon-hormon tertentu yang berkhasiat meningkatkan tekanan darah.
Hipertensi di bagi dalam 2 kategori yaitu hipertensi esensial (primer) dna hipertensi sekunder. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya biasa disebut hipertensi esensial (primer). Factor keturunan berperan penting pada timbulnya jenis hipertensi ini. Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah yang berkaitan dengan gagal ginjal dan penyakit renovaskuler. Kondisi lain yang mungkin mengarah ke hipertensi sekunder yaitu penyakit ganguan ginjal.


Faktor Peningkatan Tekanan Darah
Regulasi tekanan darah adalah suatu system dalam hal ini ginjal yang memegang peranan utama dalam mengatur tingginya tekanan darah, yang berlangsung melalui suatu system khusus yakni Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron, disingkat RAAS. Bila volume darah yang mengalir melalui ginjal berkurang dan tekanan darah di glomelurus menurun, misalnya karena penyempitan arteri  setempat, maka ginjal dapat membentuk dan melepaskan rennin. Dalam plasma reni menghidrolisa protein angiiotensinogen (yang terbentuk di dalam hati) menjadi angitensin I (AT I). Zat ini di ubah oleh enzim ACE (Angitensin Converting Enzyme yang di sintesa antara lain di paru-paru) menjadi zat aktif  Angiotensin II (AT II). AT II ini berdaya vasokonstritif kuat dan menstimulasi sekresi hormone aldosteron oleh anak ginjal dengan sifat retensi natrium (garam dan air). Akibatnya volume darah meningkat dan tekanan darah naik.
Selain system RAAS ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi naiknya tekanan darah, yaitu :
a)      Volume pukulan jantung
Ini adalah jumlah darah yang setiap kontraksi di pompa keluar jantung. Semakin besar volume ini, semakin tinggi tekanan darah. Beberapa zat, misalnya garam dapur (NaCl) dapat mengikat air, sehingga volume darah total meningkat. Sebagai efeknya, tekanan atas dinding arteri meningkat pula dan jantung harus memompa lebih keras untuk menyalurkan volume darah yang bertambah. Hasilnya tekanan darah akan naik.
b)      Kelenturan dinding arteri
Pembuluh yang dindingnya sudah mengeras karena endapan kolesterol dan kapur mengakibatkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dinding yang masih elastik
c)      Pelepasan neurohormon
Antara lain adrenalin dan noradrenalin yang berkhasiat menciutkan arteri perifer hingga tekanan darah naik. Keadaan ini terutama terjadi pada waktu emosi hebat (gelisah, takut, marah, dsb) atau selama olahraga bertenaga, system saraf adrenergic terangsang dan melepaskan neurohormon tersebut.
d)     Garam
Ion natrium mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah bertambah dan menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat. Juga memperkuat efek vasokonstriksi noradrenalin.
e)      Merokok
Nikotin dalam rokok berkhasiat vasokonstriksi dan meningkatkan tekanan darha. Merokok memperkuat efek buruk dari hipertensi terhadap system pembuluh.
f)       Pil antihamil
Pil ini mengandung hormone wanita esterogen, yang juga bersifat retensi garam dan air.
g)      Stress
Stress (ketegangan emosional) dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara akibat pelepasan adrenalin dan noradrenalin (hormone stress), yang bersifat vasokonstriktif. Tekanan darah meningkat pula pada waktu ketegangan fisik (pengeluaran tenaga, olahraga). Bila stress hilang tekanan darah turun lagi.
h)      Drop
Drop (liquorice) sejenis gula-gula yang dibuat dari succus liquiritae mengandung asam glizirinat dengan khasiat retensi air pula, yang dapat meningkatkan tekanan darah bila dimakan dalam jumlah besar.
i)        Hormon pria dan kortikosteroida
Hal ini juga berkhasiat retensi air. Setelah penggunaan hormone ini dan pil antihamil dihentikan, atau penggunaan garam sangan dikurangi,pada umumnya tekanan darah menurun dan menjadi normal kembali.
j)        Kehamilan
Yang terkenal adalah kenaikan tekanan darah yang dapat terjadi selama kehamilan. Mekanisme hipertensi ini serupa dengan proses di ginjal, bila uterus diregangkan terlampau banyak (oleh janin) dan menerima kurang darah, maka dilepaskannya zat-zat yang menindkatkan tekanan darah.

C.    Terapi
1.      Non Farmakologi
Yang terpenting adalah menerapkan pola hidup yang baik, dengan cara :
a)      Menguruskan badan
b)      Mengurangi garam (diet garam)
c)      Membatasi kolesterol (diet kolesterol)
d)     Berhenti merokok
e)      Membatasi minum kopi
f)       Membatasi minum alcohol
g)      Cukup istirahat dan tidur
h)      Gerak badan
2.      Farmakologi
Dengan menggunakan obat-obat antihipertensi. Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.
a)      Penghambat reseptor beta
Mekanisme kerjanya : Mengantagonis catecholamin pada adrenoseptor β1 dan β2 sehingga dapat menurunkan curah jantung dan tahanan vaskular perifer diberikan pada penderita dengan plasma renin yang tinggi.
Contohnya : propanolol, metoprolol, atenolol
b)      Penghambat reseptor alfa
Mekanisme kerjanya : zat-zat ini memblok reseptor alfa adrenerg, yang terdapat di otot polos pembuluh (dinding), khususnya di pembuluh kulit dan mukosa.
Contohnya : prazosin, doxazosin, terazosin, alfuzosin dan tamsulosin.
c)      Antagonis-Ca
Mekanisme kerjanya : Menghambat aliran masuk kalsium ke dalam sel otot polos arteri,mengurangi impuls dan kontraksi myokard.
Contohnya : nifedipin, amlodipin, verapamil, diltiazem
d)     ACE inhibitor
Mekanisme kerjanya : Merintangi enzim ACE (Angiotensin Conversing Enzim)yang mengubah  angiotensin I ke angiotensin II, menyebabkan bradikinin inaktiv dan menjadi vasodilator .
Contohnya : kaptropil, lisinopril, enapril
e)      AT II Bloker
Mekanisme kerjanya : Mekanisme Kerja; Menduduki reseptor AT II yang terdapat di mana-mana antara lain myokard, dinding pembulu, SSP dll.
Contonya : lorsartan, irbesartan
f)       Vasodilator
Mekanisme kerjanya : Vasodilatasi langsung terhadap arteriole dengan demikian TD turun
Contohnya : hidralazin, minoksidil
g)      Zat-zat dengan daya kerja pusat
Makanisme kerjanya : Menstimulasi reseptor alfa 2 adrenergik di SSP 
Sehingga aktivasi saraf adrenergik perifer dikurangi sehingga daya tahan perifer dan tekanan darah turun.
Contohnya : metal dopa, klonidin



Telaah Resep

            Tremenza (ISO vol.45 hal :538)
Komposisi : Pseudoefedrin  HCl  dan Triprolidin HCl
a)      Pseudoefedrin  HCl 
Ø  Dosis               :   oral 3-4dd 60 mg
Ø  Indikasi           :   untuk flu karena alergi pada saluran atas.
Ø  Efek samping : pada dosis biasa sudah menjadi efek sentral seperti,gelisah,nyeri kepala,lemas,dan sukar tidur.Pada over dosis timbul tremor dan tachycardia,aritmia,dan debar jantung.
Ø  Mekanisme kerja : Menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh dengan jalan menghambat pelepasan NA .Dan mengaktifkan enzim di bagian dalam membran sel untuk meningkatkan pengubahan adenosin triophosphate.
b)     Triprolidin HCl
Ø  Dosis               :  oral 1dd 10 mg (klorida) pada malam hari berhubung efek sedatifnya.
Ø  Indikasi           :   meredahkan batuk yang cukup baik.
Ø  Efek samping  :  rasa kantuk, pusing, gelisah, gangguan saluran cerna, meningkatkan nafsu makan dan berat badan.
Ø  Mekanisme kerja : dengan cara 'menetralkan' histamin yaitu zat yang dihasilkan karena terpicu reaksi ikatan alergen dengan Imunoglobin E.
Analzik (ISO vol 45 hal 2)
·         Komposisi:  Metampiron 500mg, Diazepam 2 mg
·         Indikasi:  Sakit kepala, nyeri pinggang, kolik empedu dan ginjal,nyeri otot dan sendi
·         Dosis: 3xsehari 1 kaplet(dewasa); 3 X sehari ½ kaplet(anak-anak) sesudah makan
·         Mekanisme kerja:
Ø  Metampiron
Metampiron merupakan derivat metansulfonat dari Aminopirin. Pengaruhnya terhadap susunan saraf sentral dan perifer. Secara sentral, diduga bekerja pada hipotalamus dan secara perifer menghambat pembentukan prostaglandin di tempat inflamasi, mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi.
Ø  Diazepam
Diazepam termasuk dalam golongan hipnotik – sedative kelompok benzodiazepine. BDZ berikatan dengan reseptor GABA yang berakibat pada peningkatan hambatan SSP. Terikatnya BDZ meningkatkan afinitas GABA terhadap reseptornya,hasilnya adalah kanal  Cl lebih sering terbuka. Semua BDZ mengurangi ansietas(ansiolitik)  dan menghasilkan sedasi.
Metampiron adalah suatu obat analgesik- antipiretik. Diazepam mempunyai kerja sebagai antiansietas, juga memiliki sifat relaksasi otot rangka. Kombinasi ini dimaksudkan untuk menghilangkan rasa nyeri.
·           Efek samping
-       Dapat menimbulkan Agranulositosis
-       Reaksi hipersensitivitas
-       infeksi pada kulit
-       ngantuk ,pusing dan lelah yang berlebihan.
Codein HCl
·           Indikasi                       : Nyeri ringan sampai sedang.
·           Mekanisme kerja         : Bekerja dengan jalan menduduki reseptor-reseptor nyeri di SSP hingga perasaan nyeri dapat di blokir.Analgetika ini berdasarkan kemampuannya untuk menduduki sisa- sisa reseptor nyeri yang belum di tempatkan.
·           Efek Samping  : Berupa obstipasi dan mual dapat terjadi terutama pada dosis lebih tinggi diatas (3 dd 20 mg).
·           Dosis                           : Pada nyeri, oral 3-6 dd, 15-60 mg garam-hcl, Anak-anak dim bawah 1 tahun 3-6 dd 0,5 mg/kg.
Na diclofenak
·         Mekanisme kerja         : Menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
·         Indikasi           : Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoid artritis, osteoartritis dan ankilosing spondilitis.
·         Efek samping  :
Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit kepala, retensi cairan, diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji hati, indigesti, tukak lambung, pusing, ruam, pruritus dan tinitus.
Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis.
Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia, anemia, agranulositosis).
·            Dosis dan Cara Pemakaian:
- Osteoartritis : 2 - 3 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Reumatoid artritis : 3 - 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Ankilosing spondilitis : 4 kali sehari 25 mg ditambah 25 mg saat akan tidur.
  Tablet harus ditelan utuh dengan air, sebelum makan.

Lanzoprasol
·            Indikasi           : Digunakan dalam terapi untuk menurunkan dengan sangat kuat produksi asam lambung
·            Dosis               : Pada esophagus dan ulkus gastro 1 dd 30 mg 1 jam sebelum makan pagi selama 4-8 minggu; pada ulkus duodeni selama 2-4 minggu
·            Mekanisme kerja         : Menghambat dengan Praktis dan tuntas sekresi asam dengan jalan menghambat enzim H+ / K+ - AT Pase secara selektif dalam sel-sel parietal.
·            Efek samping  : Tidak sering terjadi dan berupa gangguan lambung usus, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, vertigo, gatal-gatal dan rasa kantuk atau bisa juga sukar tidur.

Metylprednisolon (ISO vol 45 Hal. 297)
·           Indikasi :
-            Gangguan endokrin
-            Penyakit Reumatik
-            Penyakit Kolagen
-            Penyakit Kulit
-            Alergi
-            Penyakit Mata
-            Penyakit saluran Pernapasan
-            Kelainan hematologi
-            Neoplasma
-            Edema
-            Gangguan Saluran Pencernaan
-            Eksaserbasi Akut dari Multiple Sklerosis
-            Meningitis Tuberkulosa.
·           Mekanisme Kerja :Methylprednisolone adalah suatu glukokortikoid sintetik dan diabsorpsi secara cepat    melalui saluran            pencernaan.
Methylprednisolone bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam sitoplasma sel yang responsif. Ikatan steroid-reseptor ini lalu berikatan dengan DNA yang kemudian mempengaruhi sintesis berbagai protein. Beberapa efek penting yang timbul akibat ini yaitu berkurangnya produksi prostaglandin dan leukotrien, berkurangnya degranulasi mast cell, berkurangnya sintesis kolagen dan lain-lain.
·           Efek samping : Gangguan elektrolit dan cairan tubuh, Gangguan pencernaan, Petechiae, Keringat berlebihan, Urtikaria, Osteoporosis, Peningkatan tekanan intracranial, Gangguan siklus menstruasi, DM, Hambatan pertumbuhan Pada anak, Katarak, Glaukoma, Anafilaksis.
·           Dosis : Awal, Sehari 4 – 48 mg. Sklerosis Multiple, Sehari 160 mg selama 1minggu, di lanjutkan sehari 64 mg selama 1 bulan.


       11
 


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hipertensi ini dapat didefinisikan tekanan darah sistolik dan diastolik, hipertensi juga dapat menyebabkan kecelakaan dalam meningkatkan aktivitas saraf yaitu seperti meningkatkan tekanan darah tinggi.juga dapat memeproduksi tinggi kanar rennin,hipertensi ini dapat mengembangkan kontribusi. 
Didalam  penyakit hipertensi ini juga kita mengenal berbagai macam gangguan yang dikenal dengan meningkatnya tekanan darah tinggi,stroke,aneurisme,gagal jantung dan serangan jantung,yang kita kenal dengan tekanan darah tinggi sistolik dan tekanan darah diastolik.

B.     Saran
    1. Bagi masyarakat ; lebih memperhatikan pola hidup, agar terhindar dari penyakit.
    2. Bagi institusi ; menambah buku-buku tentang “Hipertensi” untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan mempermudah dalam pengerjaan tugas.



DAFTAR PUTAKA

Anonim.2010.”ISO INDONESIA Volume 5”Penerbit ISFI : Jakarta
Canobbi,M.M.1990.”Cardiovascular Disorders”Mosby’s Clinical Nursing Series, Toronto
Theodorus.1996.”Penuntun Praktis Peresepan Obat”Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Tjay,Tan Hoan dan Rahadjah, Kirana. 2007. “Obat-Obat Penting Edisi IV”Alex Media Komputindo : Jakarta