KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah
ini
membahas tentang apa
itu Hipertensi,
penyebab terjadinya hipertensi dan faktor-faktor resiko serta pengobatannya.
Besar harapan kami makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Namun kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis megucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Kupang, 2013
Penulis
|
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR......................................................... i
DAFTAR
ISI....................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..................................................... 1
B. Tujuan.................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian............................................................ 2
B. Patofisiologi......................................................... 2
C. Terapi................................................................... 5
D. Telaah
Resep........................................................ 7
BAB
III KESIMPULAN
A. Kesimpulan.......................................................... 13
B. Saran.................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hipertensi sebetulnya bukan penyakit, melainkan
merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung dan
pembuluh (PJP), khususnya CVA (cerebrovascular accident, infark atau pendarahan
di otak). Disamping itu, Faktor-faktor risiko lainnya adalah merokok,
kolesterol dan homosistein yang meningkat, kegemukan, jenis kelamin
(pria,wanita sesudah menopauze), diabetes mellitus serta keturunan.
Tekanan
darah diastolis dan sistolis juga turut berpengaruh. Secara tradisional tekanan
darah diastolis umumnya dianggap lebih penting daripada tekanan darah sistolis
sebagai factor PJP. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa tensi sistolis sama
pentingnya untuk meramalkan berbagai komplikasi hipertensi (stroke, PJP, gagal-jantung).
Bahkan pada orang di atas 50 tahun tekanan darah sistolis mungkin lebih penting
daripada tekanan darah diastolis. Terutama lansia dapat menderita hipertensi
sistolis tunggal yang acap kali sukar diturunkan dengan pengobatan.
Dalam keadaan sehat, aktifitas fisik maupun emosi
dapat mengubah tekanan darah sewaktu-waktu. Dengan hipertensi dimaksudkan
tekanan darah dalam keadaan istirahat melebihi normal, dan ada variasi yang
amat besar.
Umumnya
diambil sebagai batas normal pada orang dewasa 140 mm Hg sistolik dan kurang
dari 100 mm Hg diastolik. Normal tensi 120/80 mm Hg. Hipertensi ringan sampai
sedang 160/90 dan 180/105 mm Hg, dan sampai hipertensi yang lebih berat atau
ganas adalah di atas 180/105 mm Hg.
B.
Tujuan
1. Mengetahui
gejala hipertensi dan faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya hipertensi
2. Mengetahui
pencegahan dan pengobatan serta pilihan obat yang tepat untuk mengatasi
hipertensi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Hipertensi
merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan pada mekanisme regulasi
tekanan darah. Hipertensi juga merupakan peningkatan tekanan darah sistolik
atau diastolic yang intermitten dan terus-menerus. Tekanan darah pada
hipertensi berkisar antara 160/90 mm Hg pada usia > 50 tahun dan 140/90 mm
Hg untuk usia 13-50 tahun. Hipertensi merupakan factor resiko utama penyakit
jantung koroner, penyakit ginjal,dll.
Hipertensi adalah peningkatan
abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120
mm Hg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mm Hg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mm Hg (Luckman Sorensen,1996).
B.
Patofisiologi
Penyebabnya diketahui hanya kurang
lebih 10% dari semua kasus, antara lain akibat penyakit ginjal dan penciutan
aorta/arteri ginjal, juga akibat tumor anak-ginjal dengan efek overproduksi
horon-hormon tertentu yang berkhasiat meningkatkan tekanan darah.
Hipertensi di bagi dalam 2 kategori
yaitu hipertensi esensial (primer) dna hipertensi sekunder. Hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya biasa disebut hipertensi esensial (primer). Factor
keturunan berperan penting pada timbulnya jenis hipertensi ini. Hipertensi
sekunder adalah peningkatan tekanan darah yang berkaitan dengan gagal ginjal dan
penyakit renovaskuler. Kondisi lain yang mungkin mengarah ke hipertensi
sekunder yaitu penyakit ganguan ginjal.
Faktor Peningkatan Tekanan Darah
Regulasi tekanan darah adalah suatu system dalam hal ini
ginjal yang memegang peranan utama dalam mengatur tingginya tekanan darah, yang
berlangsung melalui suatu system khusus yakni Sistem
Renin-Angiotensin-Aldosteron, disingkat RAAS. Bila volume darah yang mengalir
melalui ginjal berkurang dan tekanan darah di glomelurus menurun, misalnya
karena penyempitan arteri setempat, maka
ginjal dapat membentuk dan melepaskan rennin. Dalam plasma reni menghidrolisa
protein angiiotensinogen (yang terbentuk di dalam hati) menjadi angitensin I
(AT I). Zat ini di ubah oleh enzim ACE (Angitensin Converting Enzyme yang di
sintesa antara lain di paru-paru) menjadi zat aktif Angiotensin II (AT II). AT II ini berdaya
vasokonstritif kuat dan menstimulasi sekresi hormone aldosteron oleh anak
ginjal dengan sifat retensi natrium (garam dan air). Akibatnya volume darah
meningkat dan tekanan darah naik.
Selain system RAAS ada beberapa factor yang dapat
mempengaruhi naiknya tekanan darah, yaitu :
a) Volume pukulan jantung
Ini adalah jumlah darah yang setiap kontraksi di pompa
keluar jantung. Semakin besar volume ini, semakin tinggi tekanan darah.
Beberapa zat, misalnya garam dapur (NaCl) dapat mengikat air, sehingga volume
darah total meningkat. Sebagai efeknya, tekanan atas dinding arteri meningkat
pula dan jantung harus memompa lebih keras untuk menyalurkan volume darah yang
bertambah. Hasilnya tekanan darah akan naik.
b) Kelenturan dinding arteri
Pembuluh yang dindingnya sudah mengeras karena endapan
kolesterol dan kapur mengakibatkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan
dinding yang masih elastik
c) Pelepasan neurohormon
Antara lain adrenalin dan noradrenalin yang berkhasiat
menciutkan arteri perifer hingga tekanan darah naik. Keadaan ini terutama
terjadi pada waktu emosi hebat (gelisah, takut, marah, dsb) atau selama
olahraga bertenaga, system saraf adrenergic terangsang dan melepaskan
neurohormon tersebut.
d) Garam
Ion natrium mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah
bertambah dan menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat. Juga memperkuat efek
vasokonstriksi noradrenalin.
e) Merokok
Nikotin dalam rokok berkhasiat vasokonstriksi dan
meningkatkan tekanan darha. Merokok memperkuat efek buruk dari hipertensi
terhadap system pembuluh.
f) Pil antihamil
Pil ini mengandung hormone wanita esterogen, yang juga
bersifat retensi garam dan air.
g) Stress
Stress (ketegangan emosional) dapat meningkatkan tekanan
darah untuk sementara akibat pelepasan adrenalin dan noradrenalin (hormone
stress), yang bersifat vasokonstriktif. Tekanan darah meningkat pula pada waktu
ketegangan fisik (pengeluaran tenaga, olahraga). Bila stress hilang tekanan
darah turun lagi.
h) Drop
Drop (liquorice) sejenis gula-gula yang dibuat dari succus
liquiritae mengandung asam glizirinat dengan khasiat retensi air pula, yang
dapat meningkatkan tekanan darah bila dimakan dalam jumlah besar.
i)
Hormon pria dan kortikosteroida
Hal ini juga berkhasiat retensi air. Setelah penggunaan
hormone ini dan pil antihamil dihentikan, atau penggunaan garam sangan
dikurangi,pada umumnya tekanan darah menurun dan menjadi normal kembali.
j)
Kehamilan
Yang terkenal adalah kenaikan tekanan darah yang dapat
terjadi selama kehamilan. Mekanisme hipertensi ini serupa dengan proses di
ginjal, bila uterus diregangkan terlampau banyak (oleh janin) dan menerima
kurang darah, maka dilepaskannya zat-zat yang menindkatkan tekanan darah.
C.
Terapi
1.
Non Farmakologi
Yang terpenting adalah menerapkan pola hidup yang baik,
dengan cara :
a) Menguruskan badan
b) Mengurangi garam (diet garam)
c) Membatasi kolesterol (diet
kolesterol)
d) Berhenti merokok
e) Membatasi minum kopi
f) Membatasi minum alcohol
g) Cukup istirahat dan tidur
h) Gerak badan
2.
Farmakologi
Dengan menggunakan obat-obat antihipertensi. Semua obat
antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek
tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.
a) Penghambat reseptor beta
Mekanisme kerjanya : Mengantagonis catecholamin pada
adrenoseptor β1 dan β2 sehingga dapat menurunkan curah
jantung dan tahanan vaskular perifer diberikan pada penderita dengan plasma
renin yang tinggi.
Contohnya : propanolol, metoprolol, atenolol
b) Penghambat reseptor alfa
Mekanisme kerjanya : zat-zat ini memblok reseptor alfa
adrenerg, yang terdapat di otot polos pembuluh (dinding), khususnya di pembuluh
kulit dan mukosa.
Contohnya : prazosin, doxazosin, terazosin, alfuzosin dan
tamsulosin.
c) Antagonis-Ca
Mekanisme kerjanya : Menghambat aliran masuk kalsium ke dalam
sel otot polos arteri,mengurangi impuls dan kontraksi myokard.
Contohnya : nifedipin, amlodipin, verapamil, diltiazem
d) ACE
inhibitor
Mekanisme
kerjanya : Merintangi enzim ACE (Angiotensin Conversing Enzim)yang
mengubah angiotensin I ke angiotensin
II, menyebabkan bradikinin inaktiv dan menjadi vasodilator .
Contohnya :
kaptropil, lisinopril, enapril
e) AT
II Bloker
Mekanisme
kerjanya : Mekanisme Kerja; Menduduki reseptor AT II yang terdapat di mana-mana
antara lain myokard, dinding pembulu, SSP dll.
Contonya :
lorsartan, irbesartan
f) Vasodilator
Mekanisme
kerjanya : Vasodilatasi langsung terhadap arteriole dengan demikian TD turun
Contohnya :
hidralazin, minoksidil
g) Zat-zat
dengan daya kerja pusat
Makanisme
kerjanya : Menstimulasi reseptor alfa 2 adrenergik di SSP
Sehingga aktivasi
saraf adrenergik perifer dikurangi sehingga daya tahan perifer dan tekanan
darah turun.
Contohnya :
metal dopa, klonidin
Telaah
Resep
Tremenza
(ISO vol.45 hal :538)
Komposisi
: Pseudoefedrin HCl dan Triprolidin HCl
a)
Pseudoefedrin HCl
Ø Dosis : oral 3-4dd 60 mg
Ø Indikasi :
untuk flu karena alergi pada saluran atas.
Ø Efek
samping : pada dosis biasa sudah menjadi
efek sentral seperti,gelisah,nyeri kepala,lemas,dan sukar tidur.Pada over dosis
timbul tremor dan tachycardia,aritmia,dan debar jantung.
Ø Mekanisme
kerja : Menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh dengan jalan
menghambat pelepasan NA .Dan mengaktifkan enzim di bagian dalam membran sel
untuk meningkatkan pengubahan adenosin triophosphate.
b)
Triprolidin
HCl
Ø Dosis :
oral 1dd 10 mg (klorida) pada malam hari berhubung efek sedatifnya.
Ø Indikasi : meredahkan batuk yang cukup baik.
Ø Efek
samping :
rasa kantuk, pusing, gelisah, gangguan saluran cerna, meningkatkan nafsu
makan dan berat badan.
Ø Mekanisme
kerja : dengan cara
'menetralkan' histamin yaitu zat yang dihasilkan karena terpicu reaksi ikatan
alergen dengan Imunoglobin E.
Analzik
(ISO vol 45 hal 2)
·
Komposisi: Metampiron 500mg, Diazepam 2 mg
·
Indikasi: Sakit kepala, nyeri pinggang, kolik empedu
dan ginjal,nyeri otot dan sendi
·
Dosis: 3xsehari 1
kaplet(dewasa); 3 X sehari ½ kaplet(anak-anak) sesudah makan
·
Mekanisme kerja:
Ø Metampiron
Metampiron merupakan derivat metansulfonat dari
Aminopirin. Pengaruhnya terhadap susunan saraf sentral dan perifer. Secara
sentral, diduga bekerja pada hipotalamus dan secara perifer menghambat
pembentukan prostaglandin di tempat inflamasi, mencegah sensitisasi reseptor
rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi.
Ø Diazepam
Diazepam
termasuk dalam golongan hipnotik – sedative kelompok benzodiazepine. BDZ
berikatan dengan reseptor GABA yang berakibat pada peningkatan hambatan SSP.
Terikatnya BDZ meningkatkan afinitas GABA terhadap reseptornya,hasilnya adalah
kanal Cl lebih sering terbuka. Semua BDZ
mengurangi ansietas(ansiolitik) dan
menghasilkan sedasi.
Metampiron adalah suatu obat
analgesik- antipiretik. Diazepam mempunyai kerja sebagai antiansietas, juga
memiliki sifat relaksasi otot rangka. Kombinasi ini dimaksudkan untuk
menghilangkan rasa nyeri.
·
Efek samping
-
Dapat menimbulkan
Agranulositosis
-
Reaksi
hipersensitivitas
-
infeksi pada kulit
-
ngantuk ,pusing dan
lelah yang berlebihan.
Codein
HCl
·
Indikasi : Nyeri ringan sampai
sedang.
·
Mekanisme kerja : Bekerja dengan jalan menduduki
reseptor-reseptor nyeri di SSP hingga perasaan nyeri dapat di blokir.Analgetika
ini berdasarkan kemampuannya untuk menduduki sisa- sisa reseptor nyeri yang
belum di tempatkan.
·
Efek Samping : Berupa obstipasi dan mual dapat terjadi
terutama pada dosis lebih tinggi diatas (3 dd 20 mg).
·
Dosis : Pada nyeri, oral
3-6 dd, 15-60 mg garam-hcl, Anak-anak dim bawah 1 tahun 3-6 dd 0,5 mg/kg.
Na diclofenak
·
Mekanisme kerja : Menghambat
enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
·
Indikasi : Pengobatan akut dan kronis
gejala-gejala reumatoid artritis, osteoartritis dan ankilosing spondilitis.
·
Efek
samping :
Efek samping
yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit kepala, retensi cairan,
diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji hati, indigesti,
tukak lambung, pusing, ruam, pruritus dan tinitus.
Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis.
Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia, anemia, agranulositosis).
Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis.
Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia, anemia, agranulositosis).
·
Dosis
dan Cara Pemakaian:
- Osteoartritis : 2 - 3 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Reumatoid artritis : 3 - 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Ankilosing spondilitis : 4 kali sehari 25 mg ditambah 25 mg saat akan tidur.
Tablet harus ditelan utuh dengan air, sebelum makan.
- Osteoartritis : 2 - 3 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Reumatoid artritis : 3 - 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Ankilosing spondilitis : 4 kali sehari 25 mg ditambah 25 mg saat akan tidur.
Tablet harus ditelan utuh dengan air, sebelum makan.
Lanzoprasol
·
Indikasi : Digunakan dalam terapi untuk
menurunkan dengan sangat kuat produksi asam lambung
·
Dosis : Pada esophagus dan ulkus gastro
1 dd 30 mg 1 jam sebelum makan pagi selama 4-8 minggu; pada ulkus duodeni
selama 2-4 minggu
·
Mekanisme
kerja : Menghambat dengan Praktis
dan tuntas sekresi asam dengan jalan menghambat enzim H+ / K+ - AT Pase secara
selektif dalam sel-sel parietal.
·
Efek
samping : Tidak sering terjadi dan berupa
gangguan lambung usus, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, vertigo, gatal-gatal
dan rasa kantuk atau bisa juga sukar tidur.
Metylprednisolon
(ISO vol 45 Hal. 297)
·
Indikasi :
-
Gangguan endokrin
-
Penyakit Reumatik
-
Penyakit Kolagen
-
Penyakit Kulit
-
Alergi
-
Penyakit Mata
-
Penyakit saluran
Pernapasan
-
Kelainan hematologi
-
Neoplasma
-
Edema
-
Gangguan Saluran
Pencernaan
-
Eksaserbasi Akut dari
Multiple Sklerosis
-
Meningitis Tuberkulosa.
·
Mekanisme Kerja
:Methylprednisolone adalah suatu glukokortikoid sintetik dan diabsorpsi secara
cepat melalui saluran pencernaan.
Methylprednisolone bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam sitoplasma sel yang responsif. Ikatan steroid-reseptor ini lalu berikatan dengan DNA yang kemudian mempengaruhi sintesis berbagai protein. Beberapa efek penting yang timbul akibat ini yaitu berkurangnya produksi prostaglandin dan leukotrien, berkurangnya degranulasi mast cell, berkurangnya sintesis kolagen dan lain-lain.
Methylprednisolone bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam sitoplasma sel yang responsif. Ikatan steroid-reseptor ini lalu berikatan dengan DNA yang kemudian mempengaruhi sintesis berbagai protein. Beberapa efek penting yang timbul akibat ini yaitu berkurangnya produksi prostaglandin dan leukotrien, berkurangnya degranulasi mast cell, berkurangnya sintesis kolagen dan lain-lain.
·
Efek samping : Gangguan
elektrolit dan cairan tubuh, Gangguan pencernaan, Petechiae, Keringat
berlebihan, Urtikaria, Osteoporosis, Peningkatan tekanan intracranial, Gangguan
siklus menstruasi, DM, Hambatan pertumbuhan Pada anak, Katarak, Glaukoma,
Anafilaksis.
·
Dosis : Awal, Sehari 4
– 48 mg. Sklerosis Multiple, Sehari 160 mg selama 1minggu, di lanjutkan sehari
64 mg selama 1 bulan.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hipertensi
ini dapat didefinisikan tekanan darah sistolik dan diastolik, hipertensi juga
dapat menyebabkan kecelakaan dalam meningkatkan aktivitas saraf yaitu seperti
meningkatkan tekanan darah tinggi.juga dapat memeproduksi tinggi kanar
rennin,hipertensi ini dapat mengembangkan kontribusi.
Didalam penyakit
hipertensi ini juga kita mengenal berbagai macam gangguan yang dikenal dengan
meningkatnya tekanan darah tinggi,stroke,aneurisme,gagal jantung dan serangan
jantung,yang kita kenal dengan tekanan darah tinggi sistolik dan tekanan darah
diastolik.
B.
Saran
- Bagi masyarakat ; lebih memperhatikan pola hidup, agar terhindar dari penyakit.
- Bagi institusi ; menambah buku-buku tentang “Hipertensi” untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan mempermudah dalam pengerjaan tugas.
DAFTAR
PUTAKA
Anonim.2010.”ISO
INDONESIA Volume 5”Penerbit ISFI : Jakarta
Canobbi,M.M.1990.”Cardiovascular
Disorders”Mosby’s Clinical Nursing Series, Toronto
Theodorus.1996.”Penuntun
Praktis Peresepan Obat”Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Tjay,Tan
Hoan dan Rahadjah, Kirana. 2007. “Obat-Obat Penting Edisi IV”Alex Media
Komputindo : Jakarta